Minggu, 30 Agustus 2009

Bab I Keutamaan Ramadhan

Hadits ke-3
Dari Ka’ab bin ‘Ujrah r.a., Rasulullah saw. bersabda,” Mendekatlah kalian ke mimbar.” Kami pun mendekat. Ketika beliau menaiki tangga pertama, beliau berkata ‘Amin’. Lalu ketika menaiki tangga kedua juga berkata ‘Amin’. Dan ketika menaiki tangga yang ketiga, beliau pun berkata ‘Amin’. Maka ketika turun, kami berkata,” Ya Rasulullah, sungguh pada hari ini kami telah mendengar darimu sesuatu yang belum pernah kami dengar.” Beliau bersabda,” Sesungguhnya Jibril telah datang kepadaku lalu berkata,’ Celakalah orang yang mendapatkan bulan Ramadhan, tetapi ia tidak diampuni,’ maka aku berkata, ‘Amin’. Lalu ketika aku menaiki tangga kedua dia berkata,’ Celakalah orang yang mendengar namamu disebut, tetapi ia tidak bersholawat atasmu.’ Maka aku berkata, ‘Amin’. Ketika aku menaiki anak tangga ketiga, ia berkata,’ Celakalah orang yang menjumpai kedua ibu bapaknya yang telah tua atau salah satu dari keduanya, tetapi mereka tidak dapat memasukkannya ke dalam surga.’ Aku berkata,’Amin’. ( HR Hakim )

Penjelasan:

Di dalam hadits ini, Jibril a.s. telah mendoakan keburukan bagi tiga perkara dan Rasulullah saw. mengamini ketiga dia tersebut. Jibril a.s. sebagai malaikat yang terdekat dengan Allah SWT telah mendoakan keburukan dan beliau mengamininya. Maka betapapun kerasnya doa tersebut, Allah SWT pasti akan mengabulkannya. Hanya dengan rahmat-Nya, kita dapat terhindar dari perbuatan-perbuatan tersebut dan terselamat dari doa-doa tersebut. Jika tidak, bagaimana kita dapat menghindarinya? Di dalam Durrul Mantsur disebutkan bahwa Jibril a.s. sendiri yang berkata kepada Rasulullah,’ Ucapkanlah Amin.’ Maka beliau mengamininya. Dari sini dapat kita ketahui dengan jelas betapa pentingnya doa tersebut.

Orang pertama adalah orang yang melewati Bulan Ramadhan yang penuh berkah, tetapi ia tidak dapat ampunan-Nya. Ia menghabiskan hari-harinya dengan perbuatan dosa dan kelalaian sehingga ia tidak memperoleh maghfiroh. Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan curahan rahmat Allah laksana hujan, namun jika dalam bulan ini dihabiskan dengan perbuatan buruk, maka dapat menyebabkan kita terhalang dari rahmat Illahi. Jika tidak memperoleh maghfirah Allah SWT dalam bulan ini, lalu kapan lagi kita akan mendapatkannya? Dan apa yang patut diherankan dengan kebinasaannya? Cara mendapatkan ampunan Allah SWT adalah setelah menunaikan tugas dalam bulan Ramadhan yaitu berpuasa dan tarawih, hendaklah kita memperbanyak istighfar dan bertaubat kepada Allah SWT.

Orang kedua yang mendapatkan doa keburukan di atas adalah orang yang apabila mendengar nama Rasulullah saw disebutkan, ia tidak bershalawat kepada beliau. Banyak hadits yang meriwayatkan tentang masalah ini, sehingga sebagian ulama berpendapat bahwa bershalawat ketika mendengar nama Muhammad saw disebut adalah WAJIB. Selain hadits di atas, masih banyak hadits lainnya yang menyebutkan ancaman atas kelalaian ini. Sebagian hadits menyebutkan bahwa orang-orang yang demikian itu termasuk ke dalam golongan orang-orang yang kikir dan celaka. Juga sebagai orang yang kehilangan jalan ke surga, bahkan termasuk ke dalam golongan orang yang akan memasuki neraka. Juga diriwayatkan bahwa orang itu tidak akan dapat melihat wajah Rasulullah saw. Alim ulama ahlul haq telah mentakwilkan riwayat ini, namun siapakah yang berani mengingkarinya, berdasarkan sabda Nabi saw yang demikian keras mengemukakan ancaman itu, yang mereka tidak akan sanggup menanggungnya? Mengapa? Karena kebaikan Rasulullah saw demikian besar terhadap ummat ini, sehingga tulisan-tulisan ataupun ceramah tidak mampu melukiskannya. Banyak sekali hak-hak Rasulullah yang tidak sanggup ditunaikan oleh ummatnya, sehingga orang yang tidak bersholawat ketika mendengar namanya pun berhak mendapat ancaman dan kerugian. Sangat besar keutamaan bersholawat ke atas Nabi saw, sehingga barangsiapa yang tidak mengucapkannya, baginya kecelakaan yang sangat besar.

Sebuah hadits menyebutkan bahwa bahwa barangsiapa bersholawat 1 kali untuk Rasulullah saw, maka Allah SWT akan menurunkan 10 rahmat kepadanya dan para malaikat akan mendoakannya, dosa-dosanya akan diampuni, derajatnya akan dinaikkan, pahalanya akan diterima laksana Gunung Uhud, dan ia wajib menerima syafaat pada hari kiamat dan masih banyak balasan lainnya yang telah dijanjikan seperti mendapatkan rahmat dan ridho Allah SWT, terbebas dari murka-Nya, selamat dari ketakutan pada hari kiamat, dapat melihat tempatnya di surga ketika hidup sebelum matinya. Selain itu, masih banyak janji lainnya yang berhubungan dengan keutamaan khusus bershalawat ke atas Nabi saw sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah saw sendiri.

Keutamaan shalawat lainnya adalah, orang yang membacanya akan diselamatkan dari kesempitan dan kemiskinan dan akan memperoleh kebahagiaan dapat berdekatan dengan Nabi saw dan Allah SWT. Akan memperoleh pertolongan dari Allah SWT atas musuh-musuhnya, hatinya akan dibersihkan dari sifat munafik serta kotoran-kotorannya, ia akan dicintai oleh orang lain, dan masih banyak hadits-hadits lainnya yang menerangkan keutamaan bershalawat ke atas Nabi saw. Para ahli fiqih mengatakan bahwa bershalawat kepada Nabi saw. adalah fardhu, paling tidak 1 kali dalam seumur hidup, dan ini merupakan ijma’/ kesepakatan seluruh ulama. Sedangkan yang diperselisihkan adalah, apakah menjadi kewajiban bagi seseorang untuk bershalawat setiap kali mendengar nama Nabi saw disebut atau tidak? Sebagian ulama berpendapat bahwa wajib bershalawat jika nama beliau disebut. Ulama lainnya berpendapat mustahab/ sangat dianjurkan.

Orang ketiga ialah orang yang dalam hidupnya tidak dapat melayani kedua orang tuanya atau salah seorang di antara keduanya dengan baik ketika mereka telah tua, sehingga ia tidak akan mendapatkan surga. Banyak hadits yang meriwayatkan tentang ha-hak orang tua. Alim ulama berkata bahwa mematuhi perintah kedua orang tua dalam hal yang mubah adalah wajib. Jangan berbuat tidak sopan kepada mereka, dan jangan mendatangi mereka dengan sombong, sekalipun mereka musyrik. Jangan meninggikan suara melebihi suara mereka, jangan memanggil mereka hanya dengan namanya dan dahulukan mereka dalam kepentingannya. Jika harus mengingatkan mereka kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran, hendaklah dilakukan dengan cara yang halus. Tetaplah menjaga hubungan yang baik jika ajakan kita ditolak. Selalulah berdoa memohon hidayah untuk mereka, walaupun mereka menolaknya. Muliakanlah dan hormatilah mereka pada setiap kesempatan. Sebuah hadits menyatakan,” Pintu terbaik untuk memasuki surga adalah ayah. Jika kamu menginginkannya, maka peliharalah ia atau abaikanlah ia.” Seorang shahabat r.a. bertanya kepada Nabi saw., “ Apakah hak-hak kedua orang tua?” Beliau menjawab,” Mereka itu surgamu atau nerakamu.” Ridho mereka akan membawamu ke surga dan kemarahan mereka akan membawamu ke neraka.” Sebuah hadits lain menyatakan,” Seorang anak sholeh yang memandang kedua orang tuanya dengan rasa cinta dan kasih sayang, maka pahalanya sama seperti haji yang makbul.” Hadits lain mengatakan,” Selain dosa syirik kepada Allah SWT, Allah mengampuni semua dosa-dosa yang dikehendaki-Nya, tetapi Dia akan menurunkan azab sebagai balasan karena durhaka kepada orang tua, di dunia ini, juga sebelum ia mati.” Seorang shahabat r.a. berkata,” Ya Rasulullah. Saya ingin berjihad.” Sabda Beliau,” Apakah ibumu masih hidup?” Jawabnya,” Ya.” Beliau lalu bersabda,” Layanilah ibumu, karena surgamu ada di bawah telapak kaki ibumu.” Hadits lainnya menyebutkan,” Ridho Allah tergantung pada ridho ibu dan bapak. Dan murka Allah bergantung pada murka ibu dan bapak.”

Jika ada seseorang yang karena kelalaiannya berbuat salah dalam masalah ini, sedangkan kedua orang tuanya telah meninggal dunia, maka menurut syariat yang suci ini, masih ada jalan keluarnya. Sebuah hadits mengajarkan kepada kita agar jika hal itu terjadi, seorang anak hendaknya selalu berdoa dan memohonkan ampunan bagi kedua orang tuanya. Dengan mendoakan mereka, ia akan dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang berbakti. Hadits lain mengatakan bahwa amalan seseorang yang paling baik setelah kematian ayahnya adalah berbuat baik kepada teman-teman ayahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

This blog try to share the amazing benefits of fasting in Ramadhan. They derived from either Qur'an or hadith.

Let's Read and get enjoyed.

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP