Minggu, 30 Agustus 2009

Bab I Keutamaan Ramadhan

Hadits ke-2

Dari Abu Hurairah r.a., Nabi saw. Bersabda,” Ummatku dikaruniai lima ( 5 ) keistimewaan pada bulan Ramadhan, yang belum pernah diberikan kepada umat-umat sebelum mereka: 1> Bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih disukai oleh Allah daripada minyak kasturi. 2> Ikan – ikan akan memohonkan ampunan untuk mereka sampai mereka berbuka. 3> Allah menghiasi surga-Nya setap hari dan berfirman kepadanya,’ Saatnya hampir tiba bagi hamba-hamba-Ku yang shalih, yang tabah dalam ujian, untuk melepaskan segala beban kesukaran ( di dunia ) dan mereka akan mendatangimu.’’ 4> Syaithan – syaithan jahat akan dibelenggu sehingga tidak dapat bebas menggoda mereka sebagaimana mereka biasa menggoda pada bulan-bulan lainnya. 5> Pada malam terakhir bulan tersebut, mereka akan diampuni. Ada orang yang bertanya,” Ya Rasulullah, apakah malam itu malam Lailatul Qadar?” Beliau bersabda,” Bukan, tetapi seorang pekerja akan diberikan upahnya jika telah selesai melakukan pekerjaannya.” ( HR Ahmad ).

Penjelasan
Rasulullah saw menyebutkan di dalam hadits di atas tentang lima karunia Allah SWT terhadap ummat ini yang tidak diberikan kepada umat-umat ( yang berpuasa ) terdahulu. Apabila kita betul-betul menyadari betapa besar karunia Allah ini, tentu kita akan berusaha dengan ikhlas untuk mendapatkannya.

Keistimewaan ke-1: ‘ Bau mulut orang yang berpuasa ( karena lapar ), lebih disukai Allah daripada harumnya minyak kasturi’. Para pensyarah hadits mengutarakan delapan ( 8 ) pendapat/ interpretasi mengenai maksud lafazh tersebut, sebagaimana telah saya utarakan dalam Syarah Al Muwaththa’. Namun, menurut saya, ada tiga penafsiran yang dapat diterima.

Penafsiran 1: Bahwa di akhirat, Allah akan memberikan pahala bau mulut tersebut dengan keharuman yang lebih harum dan lebih segar daripada minyak kasturi. Maksudnya telah jelas dan tidak jauh dari makna yang sebenarnya. Penafsiran yang demikian juga terdapat di dalam kitab Durrul Mantsur, dan terdapat riwayat yang menerangkannya dengan jelas. Oleh sebab itu, sudah tentu ini merupakan penafsiran yang paling tepat.

Penafsiran 2: Pada hari kiamat, pada saat manusia dibangkitkan dari kubur, ciri-ciri orang yang berpuasa adalah bau harum yang akan keluar dari mulut mereka, yang keharumannya melebihi harumnya minyak kasturi.

Penafsiran 3: Menurut pendapat Maulana Zakariyya, penafsiran yang paling dapat diterima dari kedua penafsiran di atas adalah bahwa ketika di dunia, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada harumnya minyak kasturi.
Ini menunjukkan hubungan kasih sayang antara Allah SWT dan makhluq-Nya yang sedang berpuasa. Kita mengetahui, walaupun bau mulut dari orang yang sangat kita cintai itu tidak enak, bagi yang mencintainya, bau tersebut sangat menarik. Dalam hal ini, yang mencintai tidak lain adalah Allah SWT sendiri. Ini menunjukkan betapa dekat hubungan orang yang berpuasa dengan Allah SWT, karena puasa adalah salah satu bentuk ibadah yang paling disukai oleh Allah SWT. Oleh sebab itu, sebuah hadits menyatakan bahwa pahala setiap amalan akan dibawa oleh para malaikat, tetapi mengenai pahala puasa, Allah SWT berfirman,” Aku sendiri yang akan memberikannya, karena puasa hanya untuk-Ku.” Sebagian ulama meriwayatkan bahwa lafazh Ujzaa bihi maksudnya adalah: Akulah yang akan memberikan diri-Ku kepadanya. Dan pahala apalagi yang lebih besar daripada mendapatkan yang kita kasihi?

Hadits lain menyebutkan,” Pintu segala macam ibadah adalah puasa.” Dengan puasa hati menjadi bersinar, sehingga dapat menghidupkan semangat beribadah. Ini akan didapat jika puasa dilakukan dengan sungguh-sungguh dan memenuhi syarat serta adabnya, yaitu bukan hanya menahan haus dan lapar. Di sini perlu juga disampaikan sebuah masalah penting, bahwa berdasarkan hadits-hadits tentang keutamaan bau mulut orang yang sedang berpuasa, beberapa Imam Mazhab telah melarang bersiwak bagi orang yang berpuasa setelah tengah hari, dengan alasan khawatir nanti bau mulutnya akan berkurang/ hilang. Sedangkan menurut Mazhab Hanafi, bersiwak adalah Mustahab ( dianjurkan ) kapan saja, dengan alasan bahwa dengan bersiwak bau mulut akan hilang. Sedangkan bau yang dimaksud di sini adalah bau yang disebabkan oleh perut kosong, bukan karena gigi. Dalil-dalil/ argumen mengenai hal ini terdapat dalam kitab-kitab fiqih dan hadits.

Keistimewaan 2: Ikan-ikan di laut akan beristighfar untuk orang-orang yang berpuasa. Maksudnya, banyak makhluk yang akan mendoakannya. Hal ini banyak dikemukakan di dalam berbagai riwayat. Sebagian riwayat menyebutkan bahwa para malaikat akan memohonkan ampunan baginya. Syaikh Muhammad Ilyas mengemukakan bahwa memang benar bahwa ikan-ikan akan mendoakannya, karena Allah telah berfirman:


“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih , niscaya Yang Maha Rahman akan mencintai mereka ( di dunia ).” ( QS Maryam 96 )

Sebuah hadits menyebutkan,” Jika Allah mencintai seorang hamba-Nya, maka Dia akan berfirman kepada Jibril a.s., ‘ Aku mencintai orang itu, hendaknya kamu juga mencintainya.’Lalu Jibril a.s. mencintai orang itu dan mengumumkan kepada penduduk langit,’ Allah mencintai orang itu, hendaknya kalian juga mencintainya.’ Maka semua penduduk langit akan mencintainya. Kemudian kecintaan kepada orang itu, akan menyebar ke seluruh Bumi. Padahal biasanya cinta itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang ada di dekatnya, namun cinta ini akan menyebar kemana-mana, sehingga bukan hanya yang tinggal di dekatnya saja yang akan mencintainya, bahkan penduduk sungai pun akan mencintainya dan mendoakannya. Sehingga perasaan cinta kepadanya sudah melebihi batas daratan sampai ke dalam laut. Dan doa penduduk hutan adalah hal yang sudah semestinya.

Keistimewaan 3: Surga dihiasi untuk menyambut bulan Ramadhan. Hal ini telah dikemukakan di dalam berbagai riwayat. Sebuah riwayat menyebutkan bahwa sejak permulaan tahun, surga telah dihias untuk menyambut Ramadhan. Biasanya, semakin penting tamu yang akan datang, maka semakin awal pula persiapannya. Contoh mudah, dalam acara walimah pernikahan, maka persiapan telah dilakukan beberapa bulan sebelumnya. Apatah lagi dengan moment Ramadhan.

Keistimewaan 4: Syaithan-syaithan yang amat jahat akan dirantai sehingga kemaksiatan akan berkurang. Sudah menjadi sunnatulloh bahwa yang namanya syaithan dari dulu selalu berusaha sekuat tenaga menyesatkan orang-orang yang beriman dari jalan yang benar, sehingga kemaksiatan akan semakin bertambah bakan sampai berlebihan. Namun dengan adanya semangat ibadah dan gairah untuk memperoleh rahmat pada bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, yang terlihat secara umum adalah kemaksiatan berkurang. Berapa banyak para pemabuk, yang karena keistimewaan Ramadhan, tidak meminum minuman keras? Berapa banyak kemaksiatan yang biasanya dilakukan secara terang-terangan telah berkurang karena Ramadhan? Kalaupun masih ada perbuatan dosa, itu bukan sesuatu yang sulit untuk memahami hadits di atas. Karena isi hadits menyatakan bahwa yang dibelenggu adalah syaithan-syaithan yang sangat jahat, maka tidak perlu heran jika masih terjadi perbuatan dosa. Itu karena pengaruh dari syaithan-syaithan yang lebih kecil kadar kejahatannya.

Riwayat lain menyebutkan bahwa pembelengguan syaithan ini adalah mutlak, tanpa batasan hanya syaithan-syaithan yang sangat jahat. Dengan demikian, jika yang dimaksud hadits di atas adalah pembatasan hanya pada syaithan-syaithan yang terjahat, terkadang suatu lafazh disebutkan secara mutlak, dan di pihak lain ternyata ada pembatasan, maka ini bukan suatu pertentangan dalam hadits. Sebaliknya, jika yang dimaksud adalah dibelenggunya seluruh syaithan, maka kemaksiatan yang terjadi di bulan Ramadhan bukanlah sesuatu yang aneh, karena walaupun kemaksiatan itu secara umum terjadi karena godaan syaithan, dapat juga terjadi karena pengaruh kuat dari racun dan hawa nafsu manusia yang sudah terbiasa dengan kemaksiatan selama waktu-waktu di luar Ramadhan, yang semakin lama akhirnya menjadi tabiat yang sulit dihilangkan, sehingga ada atau tidak adanya syaithan, hal itu tidak berpengaruh baginya. Demikianlah maksiat itu dilakukan, sehingga menjadi tabiat pada dirinya. Orang yang terbiasa idup dengan hawa nafsunya, maka perbuatan dosa pun terjadi karena hawa nafsunya.

Sebuah hadits menguatkan hal ini, yakni sabda Nabi saw.,” Apabila seseorang berbuat suatu dosa, sebuah titik hitam akan melekat di dalam hatinya. Jika ia bertaubat dengan ikhlas, titik hitam tadi akan terhapus. Jika tidak bertaubat , titik hitam tadi akan tetap melekat. Apabila ia berbuat dosa lagi, maka titik lainnya akan muncul dan seterusnya, sehingga hatinya menjadi hitam semuanya dan tidak ada sesuatu yang baik yang dapat memasuki hatinya.” Mengenai hal ini, Allah SWT berfirman: “ Sekali-kali tidak! Bahkan hati mereka telah berkarat.”

Oleh sebab itu, dengan sendirinya hati itu akan cenderung pada perbuatan maksiat. Inilah sebabnya, mengapa ada sebagian orang yang tidak peduli terhadap dosa tertentu yang ia lakukan, tetapi jika ia melakukan suatu dosa yang lain, hati mereka akan menolak. Misalnya, jika orang-orang yang biasa minum khamr disuruh makan babi, ia tentu akan menolak, padahal keduanya merupakan makanan yang diharamkan. Demikian juga, apabila suatu perbuatan dosa dilakukan terus menerus dilakukan di luar Ramadhan, maka hati akan menyatu dengan dosa-dosa itu, sehingga meskipun di bulan Ramadhan, tetap saja dosa-dosa tersebut akan dilakukan, meskipun tanpa digoda oleh Syaithan. Jika yang dimaksud adalah seluruh syaithan dirantai d bulan Ramadhan, maka kita dapat memahaminya dengan keterangan di atas. Dan jika yang dimaksud hanya syaithan-syaithan jahat yang diranta, itu pun dapat dipahami.

Maulana Zakariyya berpendapat bahwa penjelasan inilah yang lebih tepat. Semua orang dapat berpikir dan membuktikan, bahwa untuk berbuat baik atau menghindari perbuatan maksiat pada bulan Ramadhan tidaklah begitu sulit sebagaimana ketika di luar bulan Ramadhan. Dengan sedikit kesungguhan dan ketawajjuhan sudah cukup untuk dapat terhindar dari godaan-godaan tersebut. Syaikh Mohammad Ishaq berpendapat bahwa kedua hadits tersebut ditujukan bagi orang yang berbeda. Bagi orang-orang fasik, yang dirantai hanya syaithan-syaithan yang sombong. Sedangkan bagi orang-orang shalih, yang dirantai adalah seluruh syaithan.

Keistimewaan 5: Pengampunan diberikan kepada seluruh orang yang berpuasa pada akhir malam bulan Ramadhan. Hal ini telah diterangkan dalam riwayat yang pertama. Karena malam yang paling utama di antara malam-malam Ramadhan adalah malam Lailatul Qadr, para shahabat r.hum. mengira bahwa keutamaan tersebut diperuntukkan bagi malam Lailatul Qadr saja. Nabi saw. Menjawab,” Keutamaan Lailatul Qadar lain lagi, sedangkan nikmat ini adalah ganjaran untuk akhir Ramadhan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

This blog try to share the amazing benefits of fasting in Ramadhan. They derived from either Qur'an or hadith.

Let's Read and get enjoyed.

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP